Share
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat
politik Universitas Indonesia, Agung Suprio menilai, masyarakat di DKI
Jakarta banyak yang kecewa pada Jokowi. Mereka pada mulanya
mengapresiasi mantan wali kota Solo itu ketika bertarung di Pemilukada
DKI Jakarta. Kini, mereka kecewa, karena Jokowi dinilai tidak maksimal
menjalankan amanahnya.
Agung menyatakan, pemilih di Jakarta
bukanlah pendukung Prabowo, tetapi mereka yang kecewa terhadap Jokowi
yang meninggalkan tugasnya di saat Ibu Kota banyak masalah. "Jadi
kekecewaan mereka kepada Jokowi memberikan andil besar kepada pilihan
warga DKI ke Prabowo. Ini adalah Jokowi effect dalam bentuk lain, yaitu
menguntungkan Prabowo," papar Agung, kepada
Republika, Rabu (18/6).
Menurut
Agung, warga DKI taat konstitusi. Isu Ahok menjadi gubernur DKI
bukanlah isu dominan dan tidak bisa dijadikan parameter utama untuk
menjelaskan elektabilitas Jokowi yang melorot di DKI. "Saya kira ada
fenomena warga Jakarta memilih Prabowo karena kecewa kepada Jokowi,"
imbuhnya.
Pemilih di Jakarta memiliki taraf pendidikan yang
tinggi. Mereka, kata dia, secara ekonomi mapan. Pandangan masyarakat
terhadap pilpres mempertimbangkan banyak hal. Tidak sekadar popularitas
dan elektabilitas. Mereka juga mempertimbangkan aspek lain untuk
memimpin negeri ini.
Agung menyadari, elektabilitas Prabowo
memang cenderung meningkat. Sedangkan Jokowi, trennya statis, bahkan
cenderung mendapat sentimen negatif dari masyarakat. Hal itu menyebabkan
elektabilitas capres nomor urut 2 tersebut semakin tertekan.
0 komentar:
Posting Komentar